DOA HARIAN

Sunday Vigil
Firman tuhan setiap hari

Sunday Vigil

Memorial of Saint Jerome, doctor of the Church, who died in Bethlehem in 420. He translated the Bible into the Latin language. Prayer that the voice of the Scripture may be heard in every language. Baca lebih lanjut

Libretto DEL GIORNO
Sunday Vigil
Saturday, September 30

Memorial of Saint Jerome, doctor of the Church, who died in Bethlehem in 420. He translated the Bible into the Latin language. Prayer that the voice of the Scripture may be heard in every language.


Reading of the Word of God

Alleluia, alleluia, alleluia

Whoever lives and believes in me
will never die.

Alleluia, alleluia, alleluia

Zechariah 2,5-9.14-15

Then, raising my eyes, I had a vision. There was a man with a measuring line in his hand. I asked him, 'Where are you going?' He said, 'To measure Jerusalem, to calculate her width and length.' And then, while the angel who was talking to me walked away, another angel came out to meet him. He said to him, 'Run, and tell that young man this, "Jerusalem is to remain unwalled, because of the great number of men and cattle inside. For I -- Yahweh declares -- shall be a wall of fire all round her and I shall be the Glory within her." ' Sing, rejoice, daughter of Zion, for now I am coming to live among you -Yahweh declares! And on that day many nations will be converted to Yahweh. Yes, they will become his people, and they will live among you. Then you will know that Yahweh Sabaoth has sent me to you!

 

Alleluia, alleluia, alleluia

If you believe, you will see the glory of God,
thus says the Lord.

Alleluia, alleluia, alleluia

The prophet Zechariah, peer to Haggai, priest linked to Ezekiel, was sent to the people of Israel right after Haggai. Zechariah strove to support the people of the Lord --back in Jerusalem from exile in Babylon--with the Word of God. The prophet sees a city with no walls, not only because it cannot be surrounded for its vastness but also because it is destined to welcome all: "Jerusalem shall be inhabited like villages without walls, because of the multitude of people and animals in it." God will be her wall, a fire wall that will defend the city: "For I will be a wall of fire all round it, says the Lord, and I will be the glory within it." The main feature of the Heavenly Jerusalem is its boundlessness, its being without dividing walls, like the limitless love of God which does not exclude anyone from His embrace. God himself will live in it: "I am coming to dwell among you." God is indeed its joy, consolation, and protection. The wide, boundless presence of God attracts all the nations. This is a vision of the God's universal promise, which will be fulfilled with the coming of the Messiah, Jesus of Nazareth. The Gospel of Jesus is essentially the revelation of salvation for all nations and peoples. The prophet Zechariah had already foretold: "Many nations shall join themselves to the Lord on that day, and they shall be his people, and he will dwell among you." This vision of the prophet has already begun, and we are part of it.

Doa merupakan jantung kehidupan Komunitas Sant'Egidio dan merupakan prioritas yang paling penting. Di penghujung hari, setiap Komunitas Sant'Egidio, besar maupun kecil, akan berkumpul di sekeliling Tuhan untuk mendengarkan sabda-Nya. Sesungguhnya Sabda Allah dan doa merupakan landasan seluruh kehidupan Komunitas. Para rasul tidak bisa tidak selain tetap di sekitar kaki Yesus, seperti yang dilakukan oleh Maria dari Bethani, untuk menerima kasih dan belajar cara-Nya (Fil. 2:5).

Sehingga setiap malam, ketika Komunitas kembali ke kaki Tuhan, Komunitas mengulangi kata-kata dari rasul tak bernama: "Tuhan ajarkanlah kami cara berdoa" Yesus, Sang Guru, terus menjawab: "Ketika kamu berdoa, katakanlah: Abba, Bapa". Hal itu bukanlah satu seruan sederhana. Dengan kata-kata ini, Yesus membiarkan para murid untuk berperan serta dalam hubungan mereka sendiri dengan Bapa. Oleh sebab itu, fakta bahwa sebagai anak-anak Bapa yang bertahta di surga, muncul sebelum kata-kata yang mungkin kita ucapkan. Jadi doa di atas segalanya merupakan cara untuk menjadi manusia. Ini untuk mengatakan bahwa kita anak-anak yang berpaling kepada Bapa dengan iman, dan yakin bahwa hal itu akan didengar.

Yesus mengajar kita memanggil Allah dengan sebutan "Bapa Kami" Tidak hanya "Bapa" atau "Bapaku" Para murid, meskipun mereka berdoa dengan cara mereka, tidak pernah terisolasi tidak juga menjadi yatim; mereka selalu menjadi anggota keluarga Tuhan.

Dalam doa bersama, di samping misteri anak Allah, ada juga misteri persaudaraan, seperti Bapa Gereja mengatakan: "Kamu tidak bisa memiliki Allah sebagai Bapa tanpa memiliki gereja sebagai ibu". Ketika berdoa bersama, Roh Kudus menyatukan para rasul di ruangan atas bersama dengan Maria, Bunda Allah, sehingga mereka dapat memusatkan pandangan mereka kepada wajah Tuhan dan belajar dari Dia rahasia hati-Nya.

Komunitas Sant'Egidio di seluruh dunia berkumpul bersama di berbagai tempat doa dan menghamparkan di hadapan Tuhan harapan dan penderitaan manusia yang lelah dan letih seperti yang di katakan oleh Injil (Mat. 9:37). Dalam kumpulan di masa lalu ini kita bisa melihat jumlah massa yang sangat besar di kota-kota modern ini, jutaan pengungsi yang terus melarikan diri dari negeri mereka, orang miskin yang terpinggirkan ke tepi kehidupan dan mereka yang menantikan seseorang yang akan merawat mereka. Berdoa bersama termasuk di dalamnya tangisan, seruan, permohonan, keinginan bagi damai, penyembuhan dan penebusan manusia di dunia ini. Doa tidak pernah sia-sia, doa terus menerus kepada Tuhan sehingga mengubah kecemasan menjadi harapan, air mata menjadi kegembiraan, putus asa menjadi kebahagiaan, dan kesepian menjadi persatuan. Semoga Kerajaan Allah hadir segera di antara manusia.