WEBINAR INTERNASIONAL: “Youth and Religious Tolerance in Digital Era”

Dr. Valeria Martano, mewakili Komunitas Sant’Egidio dalam Webinar Internasional, “Youth and Religious Tolerance in Digital Era”, yang diselenggarakan oleh KBRI Vatikan dan Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu Indonesia pada Jumat 16 April 2021.

Pertemuan ini membahas isu penting, bagaimana orang muda dapat memainkan peran yang tepat guna membangun perdamaian dan toleransi antar agama serta budaya  di  era digital. Peran ini kian vital ketika akses komunikasi dapat dengan mudah dijalankan dalam berbagai level, baik antara individu maupun di dalam ruang lingkup masyarakat luas. Dubes Indonesia untuk Vatikan, Bapak L Amrih Jinangkung menyambut baik pertemuan ini dan mengatakan bahwa hal ini sangat bermanfaat serta tantangan terbesar kita adalah membawa dialog ini ke dalam realita kehidupan bersama.

Dalam pertemuan ini juga, Duta besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo, menyampaikan salam kepada umat Muslim  yang sedang menjalankan Ibadah Puasa. Ia mengatakan pertemuan ini sangat signifikan dalam kaitannya dengan hubungan antara Vatikan dan Republik Indonesia. Ia melihat, saat ini orang muda dipanggil untuk membangun dan mempromosikan perdamaian. Teguh dalam iman mereka dan berusaha menyebarkan kasih.

Mgr. Pioppo, menambahkan beberapa hal yaitu, pentingnya memahami dasar ajaran agama dengan baik di era digital untuk menghindari kesalapahaman dan provokasi yang tidak bertanggung jawab. Belajar mencintai semua orang dengan ragam cara, bahkan dengan cara yang paling sederhana. Ia mengambil contoh keberadaan Katedral di Jakarta yang berdampingan dengan Masjid Istiqlal, yang memberi kesempatan kepada umat beragama untuk saling membantu. Duta besar Vatikan itu kemudian menilai bahwa perlu membangun konsistensi di antar generasi untuk memberi kontirbusi terbaik ke dalam kehidupan dan nilai kebaikan bersama, juga menjadi saksi serta duta perdamaian dan toleransi. Bagi Pioppo, hari ini, hampir di seluruh dunia, banyak orang memiliki pendangan yang buruk tentang agama, dan hal ini disebabkan karena adanya jarak antara pemahaman tentang nilai spiritual dan realita hidup yang ada. Ia menyampaikan harapan yang besar kepada generasi muda Indonesia, agar dapat membangun bangsa, agama dan kebudayaan dengan baik. Melalui era digital, kaum muda punya kesempatan menyebarkan kebenaran dan kasih dalam hormoni, persaudaraan dan perdamaian.

 

Era Digital & Kekayaan “Keberagaman” Asia

Dr. Valeria, perwakilan dari Sant’Egidio, menyampaikan pandangan tentang Asia sebagai benua dengan karakter paling majemuk dengan realita budaya dan agama yang beragam. Khusus di Indonesia, “yang sangat dicintai oleh Komunitas Sant’Egidio”, dengan kekayaan agama dan budaya, ditopang Pancasila dan motto persatuan “Bhineka Tunggal Ika”, memiliki tantangan yang kompleks dalam era digital. Valeria melihat bahwa, sebenarnya jika kemajuan komunikasi dapat digunakan dengan tepat di era ini, dengan tidak membiarkan kebencian tinggal di antara setiap orang dan komunitas, kita dapat belajar hal baik dari orang lain dengan latar belakang beragam mulai dari agama, pendidikan dan kebudayaan.

 

“Anak-Anak Terang” Bekerja Bersama

Dalam diskusi webinar ini, pendidikan yang dipahami dan diartikan sebagai usaha membawa seseorang keluar dari kegelapan menuju terang, dianggap sebagai faktor krusial untuk membangun kesadaran orang muda terhadap realita kemajuan komunikasi yang begitu cepat, memiliki berbagai pilihan bebas, hampir tidak terkontrol, sehingga mereka dapat menikmati era digital dengan cara positif dan menghasilkan berbagai kebaikan bersama. Oleh karena itu, dalam perspektif global, ada desakan mendasar untuk menginternalisasi berbagai nilai-nilai kebaikan, persaudaraan, toleransi dan kemanusiaan kepada kaum muda, sehingga tidak terjadi gap nilai antara level, khususnya di level pemimpin, generasi muda dan akar rumput.

Bagi Dr. Valeria, nilai-nilai aktual persaudaraan yang ada dalam tataran para pemimpin, akan dapat mencapai level akar rumput, jika mulai dengan membangun serta mempromosikan jaringan kerjasama antar orang muda dari berbagai latar belakang berbeda. Berbasis pada karya bersama, “karya komunal”. Merujuk pada aktivitas nyata Komunitas Sant’Egidio yang memiliki format relasi antar orang muda yang cukup intens, baik dengan orang muda dari Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah saat ini. Dr. Valeria menyatakan bahwa persaudaraan dapat lahir dari karya bersama, berdampingan, untuk satu tujuan yang sama. Disamping itu perlu juga bertemu dan berdialog dengan orang-orang pinggiran yang tumbuh tanpa pendidikan yang baik, mudah terpapar kekerasan dan banyak hal negatif lainnya termasuk radikalisme. Dengan demikian nilai-nilai yang dimaksudkan dapat juga tersampaikan melalui perjumpaan dan dialog sehari-hari. Kesemuanya ini adalah komitmen yang harus diusahakan oleh semua komunitas agama dan masyarakat untuk menghadapi era digital yang identik dengan kaum muda. Hal ini juga, menurut Dr. Valeria, sejalan dengan  yang disampaikan oleh Paus Fransiskus tentang pentingnya berdialog dengan tetangga dan semua orang diskitar kita.

Valeria menutup diskusi dengan mengatakan bahwa, era digital adalah tantangan kita semua, dan sebagai “Anak-anak terang”, kita harus bekerja bersama, bekerja lebih cerdas untuk mengatasi “Anak-anak kegelapan” di dunia saat ini.