Gerakan Pemuda Damai dapat menjadi salah satu model bagi usaha menjaga kebhinekaan yang berasas pada keadilan sosial

LHKI PP Muhammadiyah dan Sant'Egidio di Jakarta baru-baru ini telah bekerja sama untuk sebuah Workshop yang mengusung tema "Merayakan Kebhinekaan yang berasas Keadilan Sosial Melalui Media Kreatif". Workshop ini dilaksanakan di aula Universitas Muhammadiyah di Ciputat, Jakarta, dan dihadiri oleh banyak orang muda dari sekolah menengah atas dan mahasiswa.

Eveline Winarko, penanggung jawab Sant’Egidio Jakarta, juga menjadi salah satu pemateri dalam acara workshop tersebut, menawarkan Gerakan Pemuda Damai yang dapat menjadi salah satu model bagi usaha menjaga kebhinekaan yang berasas pada keadilan sosial. Hal ini disampaikan berdasarkan pengalaman konkret Komunitas lewat Gerakan Pemuda Damai yang ada di Indonesia dan di seluruh dunia. Dan beberapa hari yang lalu, Pemuda Damai Sant'Egidio Indonesia berkumpul di Yogyakarta untuk merefleksikan bagaimana peran orang muda bisa menjadi jembatan bagi solidaritas dan perdamaian lewat pertemuan dan persahabatan. (Baca: Pemuda Damai Indonesia: STRENGTHENING YOUR BRIDGE OF SOLIDARITY)

Terkait dengan tema yang inovatif dan kreatif ini, Komunitas Sant’Egidio menyadari bahwa peran orang muda lah yang identik dengan sifat eksploratif, imajinatif, dan kreatif.
Ini adalah dunia orang muda dan dengan itu mereka menjadi matang dan dapat diarahkan untuk menjadi agen perdamaian dan mengisi ruang-ruang negatif yang selama ini masih ada. Semakin banyak orang muda terlibat, semakin kuat usaha menuju perdamaian.
Gerakan yang bertumpu pada kekuatan original yang dimiliki oleh orang muda ini mengeksplorasi tema perdamaian, persatuan, solidaritas, kepedulian dan pengetahuan tentang Hak Asasi Manusia. Dalam hal ini, Komunitas Sant’Egidio berupaya memberi ruang kepada orang-orang muda untuk berkarya dan bereksplorasi, agar stigma negatif yang melekat dapat dihapuskan dan akhirnya memiliki identitas baru sebagai pejuang muda perdamaian.

Menarik karena sedari awal orang-orang muda yang tergabung dalam gerakan Pemuda Damai diajak untuk memiliki keprihatinan sosial dan kepekaan akan situasi diskriminasi yang terjadi di masyarakat. Mereka dapat menyentuh secara langsung bentuk-bentuk ketidak adilan yang mungkin selama ini hanya mereka lihat dan dengar. Penting bagi orang muda untuk bertemu dan berbicara sebagai sahabat dengan sesama mereka yang tinggal di pinggiran dalam arti yang sesungguhnya, daripada hanya berbicara tentang ketidak adilan dan diskriminasi. Mereka akan bertumbuh sebagai pribadi yang berempati dan toleran.