Kita mengingat Floribert Bwana Chui, seorang pemuda dari Komunitas Sant'Egidio di Kongo, martir melawan korupsi, pada hari peringatan pembunuhannya.

Sebelum diculik dan dibunuh Floribert Bwana Chui mengatakan pada seorang temannya: "Saya di bawah tekanan. Tetapi saya tidak mau menyerah. Jika saya tidak menghancurkan apa yang berbahaya bagi kesehatan banyak orang, jika saya menerima korupsi, maka itu sepertinya saya mengkhianati semua keyakinan saya, hal itu bagai menerima kehancuran diri saya sendiri. Jadi saya akan terus melanjutkan pekerjaan ini: saya hentikan sejumlah bahan makanan yang rusak. Saya tidak bisa membahayakan orang ”.

Kurang lebih seminggu kemudian Floribert diculik Ketika ia keluar dari sebuah toko dan dipaksa masuk ke dalam mobil oleh orang tak dikenal. Selama dua hari dilakukan pencarian, tetapi tidak ditemukan hingga seorang pengendara sepeda motor menemukan jenasahnya di suatu tempat dan terdapat tanda-tanda yang menunjukkan pemukulan dan siksaan yang dideritanya selama ia diculik.

Untuk mengenang Floribert, Dalam bagian pengantar bukunya, Andrea Riccardi menyampaikan: "Ini adalah kisah yang sangat menyedihkan, yang menunjukkan kekuatan korupsi dan iklim kekerasan. Juga kisah tentang 'kekuatan yang lemah' seorang pemuda beriman. Ini menunjukkan cara kebangkitan Afrika, yang dimulai dengan anak muda dan umat awam".

Hal ini juga dibenarkan oleh Paus Fransiskus yang menyampaikan beberapa pesan penting terkait bahaya korupsi kepada orang-orang muda di Afrika pada kunjungannya 2015 lalu. Paus Fransiskus mengatakan bahwa korupsi itu seperti gula yang masuk ke tubuh kita, mudah untuk mencicipinya, tetapi pada akhirnya itu buruk bagi kesehatan.

Ia menambahkan: “Anda harus mulai: jika anda tidak ingin korupsi, mulailah sekarang! Jika anda tidak memulai, tetangga anda juga tidak akan memulai. korupsi bukanlah jalan untuk hidup: itu adalah perjalanan menuju kematian!"